Setelah menewaskan dua aktivis Solo, Sigit
Qurdowi dan Hendro, Sabtu (15/5/2011), Mabes Polri merilis pernyataan
bahwa para mujahidin itu akan menyerang Mabes Polri. Pernyataan Mabes
Polri itu benar-benar terjadi. Di dunia maya, Markas Besar Polri
diduduki mujahidin, sehingga situs resmi Polri tak bisa diakses, tapi
diisi dengan pesan-pesan jihad.
Senin sore (16/5/2011), sejak pukul
16.00 WIB situs resmi Polri di alamat www.polri.go.id tak bisa diakses.
Bila laman ini diakses, secara otomatis diarahkan (fordward) ke alamat http://www.polri.go.id/backend/index.html,
lalu muncul dua buah gambar mujahidin sedang mengangkat bendera di
atas sebuah bukit.
Di bawah gambar tersebut terpampang video bertitel
“Doa Hamba Allah yang Prihatin dengan Kondisi Umat Islam” yang berisi
doa dari Syaikh Muhammad Al-Muhaisiny, Imam Masjidil Haram, Mekkah
dengan link ke Youtube.
Tampilan layar pun berubah menjadi
berlatar warna hitam dan menampilkan pesan-pesan jihad: "Tiada tuhan
kecuali Allah - Muhammad hamba dan utusan Allah. Bangkitlah singa-singa
Islam!"
Sang hacker menegaskan bahwa dirinya
tidak terkait dengan kelompok mujahidin manapun. “Kami tidak memiliki
keterkaitan dengan kelompok manapun, menggunakan media ini untuk
mendukung Mujahidin dan menyampaikan pesan:
Bangkitlah singa-singa
Islam!” tulis sang hacker.
Dalam pesannya, sang hacker
memperingatkan para aktivis Islam agar senantiasa mewaspadai upaya
pembusukan terhadap Islam dan jihad yang dilakukan oleh intelijen dan
para musuh syariat Islam. “Bangkitlah singa-singa Islam!
Memperingati
hari Nakba
mengingat apa yang telah mereka perbuat kepada kaum
Muslimin di negeri kaum Muslimin mengingatkan untuk tidak lupa
mendo'akan Mujahidin di manapun berada (Allahu A'lam)
harus tetap
sadar akan upaya pembusukan Islam & Jihad yang dilakukan intelijen
dan pejuang-pejuang anti Syari'ah Islam
,” imbau sang hacker.
Sampai saat ini, Kepolisian RI akan masih menyelidiki kasus pembajakan situs resmi Polri. Diketahui, para peretas (hacker)
menyerang alamat resmi Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) di
dunia maya.
"Kita akan mengusut pelakunya dan menyelidiki kasus
tersebut," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bahrul Alam,
Senin (16/5/2011).
Anton mengatakan pihaknya baru
mengetahui situs Polri dibajak pada hari ini sehingga Polri akan
menindaklanjuti kasus tersebut. Jenderal bintang dua itu juga menegaskan
bahwa Polri tidak melakukan perubahan dalam situs resmi tersebut. "Yang
jelas kalau itu berubah bukan dari kita. Ada pihak yang sengaja
mengacaukan situs," katanya.
Anton juga meminta masyarakat bersabar
karena pihaknya sedang mengungkap kasus pembajakan tersebut. "Kita juga
meminta masyarakat memberikan informasi terkait pembajakan itu,"
tukasnya.
Menurut dugaan sementara situs resmi
Polri tersebut diretas oleh kelompok yang mencoba mengkait-kaitkan
Polisi dengan aksi terorisme. Sampai saat ini, Selasa (17/5/2011) pukul
01.00 dinihari, pesan jihad di website Polri itu sudah tidak ada lagi,
karena situs resmi polri tak bisa diakses dan hanya menampilkan layar
kosong (blank). Tak jelas siapa hacker yang mengganti situs Mabes Polri
dengan pesan-pesan jihad tersebut. Di penutup situs tersebut, sang
peretas hanya mencantumkan alamat email: k1ll@th3.tv.
Nama k1ll@th3.tv (dengan bahasa alay)
tersebut jika dieja dalam kalimat biasa berarti "Kill The TV" yang
artinya mematikan televisi. Namun setelah ditelusuri lebih lanjut,
situs tersebut disimpan di sebuah penyedia hosting gratis. [taz]
sumber: www.voa-islam.com
0 Komentar